Posted by : wiwin Sunday 8 February 2015



Seperti janji ane dipostingan sebelumnya [Konsep Dasar DNS Server] , kali ini akan ngebahas bagaimana caranya konfigurasi DNS Server. Pada tutorial ini ane menggunakan Debian, cara konfigurasi mungkin sama untuk beberapa distro linux keluarga Debian lainnya.

SETTING IP

Misalkan IP address yang akan digunakan adalah 192.168.10.1 untuk server. Dengan subnet mask 255.255.255.0. Buka terminal kemudian masuk sebagai root dengan cara ketik su lalu masukkan password agan. 

Cara di bawah ini adalah setting IP address secara static. Masuk ke direktori /etc/network :
#cd /etc/network

Edit file interfaces :
#nano interfaces

Ubah menjadi seperti berikut :

setting IP
 

Simpan dengan cara : CTRL+X – ketik y – enter

Lalu Restart

Cek settingan IP address tadi dengan cara ketik perintah ifconfig pada terminal


Jika sudah seperti gambar di atas, lanjutkan dengan mengatur IP address pada client. Misalkan OS client yang agan gunakan adalah Windows:

IP Client

Jika menggunakan VirtualBox, berikut cara settingannya :

Pastikan OS Debian agan dalam keadaan mati. Klik OS Debian, pilih menu Setting – Network – Adapter1. Ubah menjadi Host-only Adapter

Host Only Adapter


Kemudian masuk ke jendela Control Panel dari OS Windows agan. Control Panel – Network and Internet – Network Connections. Muncul VirtualBox Host-Only Network seperti berikut :



Lan Card Virtual


Atur IP address-nya seperti berikut.

setting IP


setting IP

Ok. Setelah setingan di atas selesai, jangan lupa tes koneksi :


tes koneksi

INSTALLASI PAKET BIND9

Khusus Debian paket bind9 sudah ada di DVD binary 1-nya (itu lho yang kalian pake buat nginstall Debian), jadi nggak perlu konek ke internet lagi. Tinggal masukkin aja DVD binary 1 nya ke laptop/komputer agan.

Nah khusus buat agan yang mengujicobakan tutorial ini di VirtualBox, berikut settingan yang perlu dilakukan agar DVD binary-nya terbaca di Debian agan :

Pastikan OS agan dalam keadaan mati. 

Pada bagian Setting, pilih sub menu Storage. Klik pada Controller: IDE, ubah Atributtes-nya menjadi seperti berikut :

DVD binary 1 Debian

Kemudian pada bagian bawahnya, jika masih berstatus Empty maka masukkan DVD binary 1 Debian. Pada bagian Attributes, klik icon Setup the virtual CD/DVD drive. Lalu klik Choose a virtual CD/DVD disk file. Kemudian pilih DVD Debian-nya.


dvd drive virtualbox


Jangan di-exit dulu. Kita belum mengatur urutan boot-nya. Beralih ke sub menu System. Pada bagian Boot Order, ubah urutan boot-nya menjadi seperti berikut :


urutan boot virtualbox

Pindahkan dengan cara klik pada salah satu boot device kemudian klik tombol Move Up atau Move Down untuk memindahkan. Nah setelah selesai simpan settingan dengan klik OK.

Next… Jalankan Debian agan. Jika settingan di atas telah benar maka DVD binary 1 akan terbaca seperti berikut :


dvd binary 1 debian

Kita lanjutkan dengan menginstall bind9. Buka terminal, masuk sebagai root

root


Install paket bind9 dengan mengetikan apt-get install bind9

install bind9


KONFIGURASI DNS SERVER

Ada 3 file yang akan kita konfigurasikan untuk membangun DNS Server, yaitu :
1.       - named.conf
2.       - db.domain
3.       - db.ip

File named.conf merupakan file konfigurasi utama dalam bind9 yang secara default sudah terkonfigurasi sebagai DNS cache (resolver) pada saat installasi bind9. File named.conf ini berisi konfigurasi-konfigurasi untuk membangun sebuah DNS Server. Kedua file lainnya, yaitu db.domain dan db.ip dikonfigurasikan dan diatur di dalam file named.conf ini sehingga kedua file database tersebut dapat berjalan.  

File db.domain merupakan file database yang mengatur suatu alamat domain, berguna untuk mentranslasikan alamat domain yang kita buat ke alamat IP. Misalkan alamat domain yang ingin kita buat adalah www.wiwinsavitri.co.id jadi, kita bisa membuat db.domain dengan nama db.wiwinsavitri

File db.ip merupakan file database yang mengatur suatu alamat IP yang dijadikan server DNS, berguna untuk mentranslasikan alamat IP yang digunakan sebagai server DNS ke dalam suatu nama domain. Misalnya alamat IP yang digunakan sebagai server DNS adalah 192.168.10.1 maka nama db.ip yang digunakan adalah db.192

Sebenarnya nama untuk db.domain dan db.ip tidak terlalu diharuskan, jadi kita bebas menggunakan nama apa saja. Asalkan di named.conf kita menunjukkan ke db.domain dan db.ip yang dibuat. File db.domain dan db.ip seharusnya dibuat secara manual, tetapi supaya tidak repot-repot membuat dari awal kita copy file db.local dan db.127 yang sudah ada.

Pertama masuk ke folder bind yang ada di direktori etc
#cd /etc/bind

Coba ketikan ls untuk melihat isi folder bind, maka akan muncul seperti berikut :


folder bind

Backup file named.conf menjadi named.conf.backup
#cp named.conf named.conf.backup

Kemudian copy file db.local menjadi db.wiwinsavitri
#cp  db.local db.wiwinsavitri

Copy db.127 menjadi db.192
#cp db.127 db.192

Coba ketikan ls dan hasilnya akan menjadi seperti ini :


folder bind

Mari kita mulai konfigurasi… Buka file named.conf
#nano named.conf


Ubah settingan menjadi seperti berikut :

named.conf

Untuk penulisan IP address dibalik, jadi yang kita tulis bukan 192.168.10.1 melainkan 1.10.168.192
Simpan settingan : CTRL+X – tekan y – enter
 

Ane jelasin dikit :

>> Zone adalah statemen yang menyatakan zone. Zone yang pertama menunjukan nama domain dan zone yang kedua menunjukan address dari domain tersebut.
>> Type menunjukan jenis dari zone tersebut. Ada 2 tipe yaitu master dan slave. Master merupakan file database yang langsung dari server yang kita buat atau kitalah server sebenarnya (tidak menginduk pada server yang lain). sedangkan slave adalah server dns yang file database-nya mengambil dari server lain.
>> File menunjukan letak file database yang akan mengkonfigurasikan pembuatan DNS, di mana letak file yang mentranslasikan domain ke IP dan di mana letak file yang mentranslasikan IP ke domain tersebut.


Selanjutnya mengubah isi file db.domain yaitu file db.wiwinsavitri




#nano db.wiwinsavitri


db.domain

Ubah file di atas menjadi seperti berikut :

db.domain

Simpan settingan : CTRL+X – tekan y – enter

Tahap selanjutnya mengubah isi file db.ip yaitu db.192
#nano db.192

Ubah menjadi seperti berikut :


db.ip

Simpan settingan : CTRL+X – tekan y – enter


Ane jelasin dikit :
>> IN adalah standar untuk internet
>> SOA (Star of Authority) mengidentifikasi authority untuk data zone
>> Tipe record :
-          NS (Name Server) : menunjukan host DNS server
-          A (Address) : memetakan domain ke alamat IP
-          MX (Mail eXchanger) : menunjukan host yang berfungsi sebagai email, merupakan data dengan tipe spesial untuk spesifikasi layanan email          pada suatu domain dalam melindungi proses lalu lintas data email, data MX mempunyai nilai prioritas dalam bilangan numeric.
-          PTR (Pointer) : memetakan dari alamat IP ke domain


Ok semua konfigurasi kita sudah selesai. Restart bind untuk mengaplikaskan settingan di atas :
#/etc/init.d/bind9 restart

Jika tidak ada pesan error berarti konfigurasi telah berhasil. Selanjutnya cek dengan perintah nslookup.
#nslookup wiwinsavitri.co.id


nslookup

Jangan lupa uji lewat browser. Eittz tapi domain kita belum ada isinya, jadi install web server apache dulu…
#apt-get install apache2

Jika apache sudah berhasil diinstall, lakukan pengujian lewat browser. Kalo di Debian agan bisa buka Epiphany Web Brower atau Iceweasel.

Masukkan domain yang telah kita buat :


tes dns

Kemudian coba masukkan IP address DNS server yang telah kita konfigurasikan :


tes dns

Jika tampilannya sama, maka domain yang kita buat telah berhasil ditranslasikan ke alamat IP DNS server kita dan begitu juga sebaliknya.

PENGUJIAN DI CLIENT

Pastikan settingan IP addressnya sudah benar. Kemudian lakukan pengujian yang sama seperti yang dilakukan di Debian.


tes dns


tes dns

Jika tampilannya sama dengan di Debian, maka konfigurasi terlah berhasil…

Jika masih belum berhasil, silahkan cek kembali settingan agan. Atau agan bisa coret-coret di kotak komentar di bawah.. Jangan malu bertanya.. :D

{ 2 comments... read them below or Comment }

  1. kak apakah cara membuka file db bisa langsung tanpa bertahan (nano db.1)?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Bagus, terima kasih sudah mengunjungi blog ane.
      Untuk membuka file di linux bisa saja dengan menggunakan perintah lain, tidak harus menggunakan perintah "nano" misalnya dengan menggunakan perintah "gedit", tanpa tanda petik ya. :))

      Delete

- Copyright © NewBie Note - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -