Posted by : wiwin Sunday, 12 January 2014

Ini adalah kata-kata bijak yang tidak sengaja ane temukan di pagi hari ini. Di selembar koran Hindu yang dipakai oleh emak buat nutupin beras. Entah kenapa beras itu ditutupin koran dan entah kenapa juga itu koran ada di sana. Kalo dibaca, mungkin kata bijak ini sekilas seperti percakapan antara anak manusia dengan Tuhan. Seperti ini isinya :

“Tuhan, kenapa semesta kerap memberi berkah yang berbarengan atau kadang duka yang beruntun datang?”

Nak, seperti mentari yang memberi berkah hujan dan kemarau dalam rentangan musim, begitulah semesta kerap menghadirkan “musim-musim” berkah atau duka dalam hidupmu. Namun sungguh, antara berkah dan duka selalu berdampingan. Dalam berkah hujan yang berlimpah untuk mengatasi kemarau panjang, ada bajir, tanah longsor, atau bencana lain dibaliknya. Dalam kemarau panjang yang kering pun ada banyak berkah yang bisa kau dapatkan. Hanya saat kau bisa menyikapi kedua siklus itu dengan bijak dan cerdas, maka sepanjang waktu akan menjadi musim berkah bagimu.”


“Tuhan, bagaimana caranya untuk selalu bisa bahagia dalam kehidupan ini?”

Nak. Setiap ruang dan waktu dalam hidup ini dipenuhi oleh bagian yang bahagia dan tidak bahagia. Pikirkanlah bagian yang membahagiakanmu di masa lalu, yang sedang membahagiakamu di masa kini dan yang akan membahagiakanmu di masa depan, maka seluruh hidupmu akan dipenuhi kebahagiaan. Kau akan perlu berlatih melihat bagian-bagian dari kebahagiaanmu.”


“Tuhan, aku menyerah dalam menghadapi penderitaan hidup ini. Bebaskan aku dari semua duka ini.”

Nak, untuk setiap penderitaan yang kau alami di kehidupan kali ini, kau memiliki dua pilihan; menjalani dengan ikhlas dan berusaha tegar lalu bangkit setelah semua itu berlalu, atau kau bisa menyerah dan meninggalkan kehidupanmu kali ini. Namun begitu, untuk setiap penderitaan yang tak berhasil kau pahami rasa dan tujuan kehadirannya dalam hidupmu, kau akan mengalami lagi dalam kehidupan-kehidupanmu berikutnya hingga kau mampu memahami dan melewatinya sebagai pelajaran demi pembebasan Jiwa.”


“Tuhan, untuk apa sesungguhnya kau pertemukan aku dengan orang-orang yang sifat dan sikap pribadinya begitu sulit kupahami?”

Nak, setiap orang yang Kuhadirkan dalam hidupmu adalah cermin bagimu untuk menilai tingkat kematangan Jiwamu dalam kehidupan kali ini. Untuk setiap orang yang sifatnya belum bisa kau pahami, sebenarnya ia sedang menunjukan bahwa ada bagian dari sifat-sifatmu sendiri yang belum bisa kau pahami. Hanya saat kau benar-benar memahami dirimu sendiri, kau akan mudah memahami sifat orang lain sesulit apapun. Itulah tanda kematangan Jiwamu.”


“Tuhan, ajarkan aku cara termudah untuk memperbaiki sifat-sifat buruk orang agar mereka menjadi bersifat baik.”

Nak, mulailah dengan tidak menilai bahwa sifat orang tersebut buruk. Karena menilai buruk orang lain adalah juga sifat yang buruk. Lalu lakukan perubahan sifatmu sendiri dengan lebih dulu menjadi pribadi yang baik bagi kehidupan ini dan biarkan orang lain meneladaninya, jika mereka merasa itu bermanfaat bagi mereka. Hidup bukan semata-mata untuk memperbaiki orang lain, tapi lebih utama demi membenahi dirimu sendiri. Karena itulah tujuan kelahiranmu.”


“Tuhan, betapa sulitnya mencegah dan menghilangkan kemarahan. Ajarkan aku caranya.”

Nak, kemarahan dimulai saat pikiranmu menilai bahwa sesuatu itu tak pantas terjadi dalam kehidupanmu, karena kau terlanjur mengharapkan sesuatu yag berbeda dari semua kenyataan itu. Maka belajarlah melihat bahwa sesuatu yang tidak kau inginkan itu adalah sesuatu yang sesungguhnya pantas kau alami, sebagai bagian dari putaran hukum karma yang mesti kau lalui. Saat kau pahami rahasia karma dalam kehidupanmu, kau akan mudah mengendalikan amarah. Sebab kau telah melihat kepantasan dari apa yang kau alami, tak lain akibat dari karmamu sendiri di hidup terdahulu.”


“Tuhan, ajarkan padaku cara membebaskan diri dari hutang karma di kehidupan lampauku.”

Nak, setiap peristiwa dalam hidupmu adalah putaran karma. Maka, jika ada yang berbuat buruk terhadapmu, belajarlah untuk tidak membalas. Jangan pula kau menunggu kata maaf darinya, bahkan kaulah yang mesti meminta maaf dalam batinmu. Sebab, sangat mungkin pada kehidupan terdahulu kau pernah berbuat buruk padanya, untuk kini kau terima hasilnya. Dan jika kau berbuat baik kepada orang, jangan menunggu kata terimakasih darinya, tapi berterima kasihlah karena kau diijinkan membayar hutang karmamu. Dengan cara inilah pelan-pelan hutang karma baik dan burukmu akan terkikis di kehidupan ini.”


“Tuhan aku ingin melakukan pekerjaan mulia di bumi ini. Pekerjaan apa yang mesti kulakukan?”

Nak, setiap pekerjaan yang dilakukan sebagai persembahan kepada semestaKu dengan penuh cinta kasih, itulah pekerjaan mulia. Dan karena Jiwamu adalah diriKu yang ada dalam tubuhmu, maka lakukanlah pekerjaan tubuh dan pikiranmu di dunia ini sebagai bentuk persembahan bagi Jiwamu yang ingin mengabdikan hidupNya di semesta ini dengan penuh cinta kasih. Itulah pekerjan mulia karena ia dikerjakan dengan hati dan Jiwa yang mulia.”


“Tuhan, jika semesta ini Engkau yang menciptakannya, lalu siapakah yang pernah menciptakanMu sebelum semesta ini ada?”

Nak, pelajari dan kenalilah dirimu dengan seksama, maka seluruh jawaban dari pertanyaan atas penciptaan semesta dan penciptaan diriKu akan kau temukan di sana. Dan hanya bagi kalian yang sudah siap utuk mengetahuinya, seluruh rahasia semestaKu akan Kuungkap lewat kata-kata dari dalam dirimu.”


“Tuhan, dalam terang cahaya purnama yang begitu indah malam ini, bukakanlah bagiku pelajarannya”

Nak, sebagaimana keindahan bulan purnama bisa kau lihat hanya dalam langit yang terang dan keikhlasan bulan memantulkan cahaya matahari ke bumi, begitulah pribadimu akan bercahaya terang dan indah di bumi ini jika langit permukaanmu telah terang tanpa terhalang oleh mendung keraguan akan kesejatianmu. Dan pula itu akan tercapai jika kau bisa ikhlas dan tekun memantulkan cahaya cinta kasihKu menjadi prilaku keseharian dalam hidup yang kau jalani di bumi ini.”


“Tuhan, bahasa apakah yang terbaik kugunakan dalam doa padaMu agar doaku bisa menyentuhMu? Karena aku bahkan tidak memahami makna dari doa-doaku selama ini.”

Nak, Aku memahami segala bahasa yang kau ucapkan dalam doa-doamu selama kau sendiri juga memahaminya. Maka berdoalah dengan bahasa yang benar-benar kau pahami dan yakini, agar kau yakin bahwa Jiwamu sendiri memahami doamu itu. Doa adalah pesan pikiranmu kepada Jiwamu sendiri.”


“Tuhan, bolehkah aku memujaMu dalam sebuah wujud yang kusukai? Tidakkah itu akan membatasi kemahabesaranMu?”

Nak, bahkan samudera yang terbatas itu tak akan mudah kau arungi seluruhnya. Bagaimana kau akan mampu mengarungi ruang dan waktuKu yang tak terbatas? Maka dengan kekuatan tubuh dan kecerdasan pikiranmu yang terbatas itu, Kuijinkan kalian membatasiKu dengan wujud yang kalian suka dan keindahan kata-kata yang kalian mampu alirkan demi memahami siapa diriKu.”


“Tuhan, jika kami adalah anak-anak masnusia yang Kau kasihi, untuk apa Kau berikan pada kami kebahagiaan sekaligus kesedihan di kehidupan dunia ini?”

Nak, Kuhadirkan kebahagiaan duniawi agar kau betah menjalani peramu di kehidupan ini. Dan Kuhadirkan kesedihan dalam hidupmu agar kau tidak terjebak untuk melekat pada kebahagiaan duniawi yang tak kekal itu. Hanya saat kau terbebas dari kemelekatan duniawi, maka kesedihan akan terhenti dalam hidupmu. Itulah saat kebahagiaan duniawi dan rohani menghiasi batinmu sepanjang waktu.”


“Tuhan, dengan cara apakah Kau menilai keteguhan kami memuja kebesaranMu, menghormati kehadiranMu, atau mencintai keagunganMu?”

Nak, jika kau memuja kebesaranKu sambil meremehkan dirimu sendiri atau orang lain, di mana Aku sendiri akan sebagai Jiwa mereka, kau belumlah memujaKu. Jika kau memujaKu sambil membenci orang dan makhluk lainnya, kau sesungguhnya sedang membenciKu dalam kehidupanmu. Dan jika kau mencela orang lain, bagaimana bisa kau menghormatiKu dalam diri mereka? Maka aku menilai caramu memujaKu, menghormati dan mencintaiKu lewat caramu memperlakukan orang dan makhluk lain di kehidupanmu.”


“Tuhan, bila Jiwaku adalah percikan kecilMu, mungkinkah aku mempunyai kemampuan sepertiMu? Punya kemahakuasaan hingga segala keinginanku di dunia ini tercapai?”

Nak, jika pikiran sadarmu sepenuhnya berkuasa atas hidupmu, tentu tak mudah bagimu meraih kemahakuasaanKu. Jika kau telah ada diantara kecerdasan pikiran sadar dan keterbatasan Jiwamu, maka sebagian keinginan dalam doa-doamu akan tercapai sebagian lainnya tidak. Hanya saat mana pikiran sadarmu yang terbatas bisa memasuki kemampuan Jiwamu yang tak terbatas, maka saat itulah kau memiliki segala kemahakuasaan Jiwamu. Dan hidupmu ini adalah untuk proses kau memahami kekuasaanmu sebagai Jiwa.”


“Tuhan, Kau adalah pencipta dan penguasa semesta. Segala yang Kau kehendaki akan terjadi. Tapi kenapa tidak kau jadikan agar semua manusia yang ada di kehidupan ini memiliki Jiwa yang matang dan sifat pribadi yang dewasa agar kedamaian dunia bisa tercapai?”

Nak, jika seluruh benih biji yang ada di semesta ini Kujadikan buah, kapankah benih biji itu ada dan berubah menjadi buah? Jika setiap telur Kuubah menjadi burung-burung dewasa, kapankah mereka akan bisa bertelur? Jika setiap anak Kujadikan orang tua, kapankah akan ada anak-anak di dunia ini? Bahkan jika semua pertanyaan sudah kujadikan jawaban, kapankah kau akan menanyakan ini lagi?”


“Tuhan, bolehkah jika aku berdoa agar Kau berkenan memenuhi hidupku dengan kekayaan dan kenikmatan duniawi? Tidakah itu salah atau terlalu berlebihan?”

Nak, tak ada permintaan yang berlebihan bagi kekayaan semesta yang Kumiliki Mintalah. Tapi sadarilah bahwa Aku akan memenuhi doamu itu lewat peran-peran kehidupan yang Kujalani sebagai Jiwa manusia makhluk hidup lain yang ada bersamamu di dunia ini. Kasihilah mereka semua. Jika kau tidak ikhlas mengasihi mereka, bagaimana mereka bekerja penuh kasih untuk memenuhi doa-doamu. Sebab sesungguhnya, semua makhluk di dunia ini sedang bekerja penuh kasih untuk saling memenuhi doa di antara mereka.”



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © NewBie Note - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -