Archive for March 2015
Protokol Routing
Pada pembahasan tentang protokol routing ini, akan lebih
membahas tentang Dynamic Routing. Bagaimana dengan Static Routing? Static
Routing tidak menggunakan protokol karena cara routing-nya diatur secara manual
oleh administrator jaringan.
Dynamic Routing
Dynamic routing dibagi menjadi 2, yaitu :
1 Distance Vector
Distance Vector adalah proses routing
berdasarkan arah dan jarak dalam penetapan jalur terbaik hanya melibatkan
jumlah hop. Kelemahan dari routing ini adalah tidak dapat menganalisis
bandwidth. Yang tergolong Distance Vector adalah RIP versi 1, RIP versi 2 dan
IGRP.
2 Link State
Merupakan proses routing yang
membangun topologi databasenya sendiri. Link state akan melakukan penyelidikan
terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Yang tergolong Link state
adalah OSPF.
Protokol Routing
Protokol routing adalah protocol yang digunakan untuk me-routing,
digunakan oleh router-router untuk memelihara/memperbaharui isi dari tabel
routing untuk menentukan jalur yang dilalui oleh sebuah paket melalui sebuah
internetwork.
Routing protocol dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Exterior Gateway/Routing Protocol (EGP/ERP)
Merupakan protokol yang membawa
informasi routing antar 2 buah administrative entities. Contoh EGP adalah
Broader Gateway Protokol (BGP).
2. Interior Gateway/Routing Protocol (IGP/IRP)
Merupakan sebutan untuk protokol-protokol
routing yang digunakan di dalam sebuah Autonomous System (AS). Contoh IGP
adalah Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF),
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).
Di bawah ini ane akan menjelaskan beberapa protokol yang
termasuk Interior Gateway/Routing Protokol :
RIP (Routing Information Protocol)
RIP adalah protocol routing yang menggunakan algoritma
Routing Distance-Vector Learning. Informasi-informasi yang dibutuhkan antara
lain :
·
- Alamat
dari sebuah network
·
- Jarak
(distance) router tersebut terhadap
network atau host
·
- Hop
pertama untuk proses routing
Cara kerja RIP :
RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) untuk menentukan cara terbaik agar sampai ke remote
network. Hop count ini adalah jumlah router yang harus dilalui oleh paket-paket
untuk sampai ke alamat tujuannya.
- - Jika sebuah router sampai ke sebuah network maka distance metric adalah 1 hop
- - Jika sebuah router terhubung ke sebuah network melalui sebuah router lain maka distance metric = 2 hop
- - RIP hanya bisa menjangkau maksimal 15 hop
- - Setiap router yang menggunakan RIP akan mengirimkan routing tabel ke semua router di dekatnya
- - Setiap router yang menerima pesan dari router yang ada di dekatnya bahwa sebuah network X dapat dijangkau dengan N hop, maka router tersebut tahu untuk mencapai network X dibutuhkan N+1 hop.
Macam-macam RIP :
1. 1. RIPv1
(RIP versi 1)
RIPv1 tidak memiliki informasi
tentang subnet setiap route. Router harus menganggap setiap route yang diterima
memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP
tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
2.
2. RIPv2
(RIP versi 2)
RIPv2 berupaya untuk meghasilkan
beberapa perbaikan, yaitu dukungan untuk VLSM. Menggunakan authentikasi,
memberikan informasi next hop dan multicast. Penambahan informasi subnetmask
pada setiap route tidak harus mengasumsikan bahwa route tersebut memiliki
subnetmask yang sama dengan subnetmask yang digunakan padanya.
Kelemahan RIP
- - Belum tentu hop count yang rendah menggunakan protocol LAN yang bagus dan bisa saja memiliki jalur yang lambat
- - Hanya mengatur hingga hop count 15 selebihnya paket akan dibuang untuk menghindari loop pada jaringan
- - RIP tidak dapat mengatur classless routing, hanya menggunakan classfull routing yaitu : /8, /16, /24.
(OSPF) Open Shortest Path First
OSPF merupakan sebuah protocol routing standar terbuka yang
telah diimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. OSPF bekerja dengan
algoritma Dijkstra, yaitu :
- - Pertama sebuah pohon jalur terpendek akan dibangun
- - Kemudian routing tabel akan diisin dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut
Kelebihan OSPF :
- - Mendukung VLSM dan CIDR
- - Dapat membentuk hirarki routing menggunakan konsep area
- - Tidak menggunakan batasan hop
- - Metric ditentukan berdasarkan bandwidth
- - Jika terjadi perubahan pada internetwork hanya akan dikirim partial update. Full apdate akan dikirim pada interval waktu 30 menit
- - Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat dan cocok digunakan dalam jaringan besar
(EIGRP) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol
EIGRP merupakan protocol termasuk Cisco Proprietarty yang
berarti hanya bisa digunakan sesama router Cisco. Disebut juga sebagai
hybrid-distance-vector routing protocol karena EIGRP menggunakan 2 tipe routing
protocol yaitu Distance Vector dan Link State.
Kelebihan :
- - Menggunakan fitur route backup, yaitu menyimpan backup terbaik setiap route-nya sehingga jika terjadi kegagalan di jalur utama maka EIGRP akan menawarkan jalur alternative tanpa menunggu waktu convergence.
- - Mudah dikonfigurasikan seperti RIP
- - EIGRP merupakan satu-satunya protocol yang dapat melakukan unequal load balancing.
- - Mendukung multiple protocol network (IP, IPX, dan lain-lain)